23 Februari 2009

Sosok Steven Gerrard




Inilah sosok ikon paling populer di Liverpool saat ini. Bukan hanya performanya yang mengkilap sebagai jendral lapangan tengah, kapten The Reds ini merupakan salah satu produk asli Akademi Liverpool.



Gerrard makin mendapat pengakuan menyusul suksesnya memimpin The Reds menjuarai Liga Champions musim 2005 dengan mengalahkan AC Milan di Istanbul. Dia juga mendapat anugerah sebagai pemain terbaik Liga Primer pada 2006 dan mendapat gelar khusus dari Ratu Inggris pada awal musim 2007.



Dia dikenal dengan tackling yang sering sempurna, umpan akurat dan tendangan keras yang kerapkali tepat sasaran. Sejak kecil mengaku sebagai penggemar Liverpool membuatnya merasa mendapat mimpi ketika dipercaya menjadi kapten tim asal kota kelahiran The Beatles itu.



Kini, prioritas utamanya adalah gelar Premier League. Gerrard berhasrat untuk mengobati dahaga gelar Premier League yang tak lagi dirasakannya sejak musim 1989/90.

TIGA HARI DALAM PERJALANAN

TIGA HARI DALAM PERJALANAN

Langkahku semakin berat
Berjalan menyusuri
Mondar-mandir di keramaian kota
Hati yang binggung lamaran kerja ditolak
Enggak tahu kenapa mesti kurang syaratnya
Andai saja aku punya harta yang melimpah
Aku takkan terhina
Pikir-pikir daripada ku melamar kerja
Lebih baik ku melamar kamu

Sebuah lagu yang sederhana tapi mempunyai makna yang lumayan dalam bagi perjalanan warga Ibu Kota Jakarta. Lagu ini sempat aku nyayikan saat aku menjadi pengamen di lampu merah Kalimalang dalam rangka menjalani Live in. Hidup di kota Jakarta tidaklah mudah,apalagi bagi anak-anak yang harus berjuang sendiri mencari nafkah.Ternyata banyak orang yang tidak lebih beruntung daripada saya pribadi,itulah salah satu hal yang aku dapatkan dari perjalanan Live in yang berlansung selama empat hari tiga malam.Perjalanan Live in ini aku anggap juga sebagai perjalananku untuk merefleksikan hidupku dan perjalanan panggilanku.
Awal Perjalanan Singkat
Aku memulai perjalanan Live in dari tempat aku tinggal yaitu di Seminari Menengah Wacana Bhakti.Aku ditempatkan di sebuah tempat yang bernama sanggar akar.Tidak banyak persiapan yang aku lakukan sebelum hari keberangkatan,aku hanya berpesan dalam diriku bahwa aku harus mempunyai niat yang benar-benar sungguh,di tempat yang asing aku adalah orang baru,aku harus bisa menghormati mereka yang memang tinggal di tempat yang aku singgahi istilahnya “Aku masuk lewat pintu mereka tapi keluar dari pintu yang Aku punyai”.Aku sudah siap dalam perjalanan ini.
Perjanan Live in dimulai,aku berangkat bersama dua orang temanku yang lain yang juga ditempatkan di tempat yang sama bersama aku.Sebelum berangkat disempatkan dulu untuk berdoa di depan Goa Maria tempat aku tinggal.Aku sempat khawatir karena hujan tiba-tiba mengguyur saat aku sampai di tengah perjalanan untuk mencapai tujuan.Salah satu hal yang menjadi kekhawatiran aku sebelum berangkat adalah cuaca yang tidak menentu,hujan yang bisa datang sesaat-saat aku takutkan mengganggu rutinitasku nanti dalam menjalani perjalanan Live in,tapi saat aku coba untuk pahami hujan adalah sebuah bumbu dalam perjalananku ini,dimana hujan semakin membuat aku memahami bahwa Tuhan masih bekarya dalam dunia ini.
Aku tiba ditempat tujuan dengan disambut oleh salah satu pebimbing disana,kebetulan seseorang yang harus aku temui belum tiba sehingga aku menunggu beberapa saat.Sesaat aku menunggu,aku melihat sebuah ruangan yang terbuat dari batu bata merah,di dalam ruangan itu terdapat sekumpulan anak kecil yang sedang belajar.Mereka semua belajar sambil bercanda dan sangat lucu sekali,dalam pikiranku berkata bahwa mereka adalah anak-anak yang kurang beruntung tapi masih ada kegembiraan di antara mereka.Sehabis makan siang orang yang aku cari tiba,orang yang aku cari itu adalah Pak Susilo atau yang lebih akrab dipanggil Pakde seorang pemimpin di Sanggar Akar.Aku dan teman-temanku berbincang-bincang cukup lama intinya dia ingin aku lebih mengenal anak-anak sanggar yang terdiri dari bermacam-macam orang dengan karakter yang berbeda-beda di dalamnya.Dia ingin aku melihat hal yang selama ini tidak pernah aku lihat.
Sanggar Akar dalam cerita
Ternyata benar dalam perjalanan Live in ini aku melihat banyak hal yang sebelumnya belum pernah aku temui.Sanggar Akar adalah sebuah rumah singgah bagi anak-anak jalanan atau pinggiran.Anak-anak yang masuk ke dalam sanggar Akar masuk dengan masalah yang berbeda-beda,dari ketidakmampuan keluarga,kabur dari rumah karena kekerasan yang di dapat dari orang tua bahkan ada yang memang tak tahu keluarganya siapa.Di Sanggar aku dan dua orang temanku bertemu dengan seorang perempuan yang berumur sekitar 20 tahun yang membawa aku dan teman-teman memulai perjalanan yang aku bilang sebuah petualangan untuk mengerti perjuangan hidup yang sesungguhnya.Dia mengatakan hal yang menarik bagi diriku begini katanya”coba bayangkan berapa banyak tempat penampungan sosial bagi anak-anak jalanan tapi masih berapa banyak anak jalanan yang masih di jalanan berarti ada yang salah dari tempat penampungan sosial itu”.Dia memang sudah biasa untuk menjadi pembimbing bila ada yang Live in di Sanggar Akar.Satu hal yang menarik dalam dirinya dia mempunyai sejuta pengalaman hidup yang sangat menyetuh bagiku.Dimana dia yang sehari-hari menjadi pengamen setelah pulang sekolah.Awalnya dia tinggal di keluarga yang mampu tapi karena musibah kebakaran itu mengubah hidupnya dan keluarganya.Orang tuanya menjadi sering memukulinya apalagi setelah saudari perempuanya hamil di luar nikah,karena tidak tahan dia kabur dari rumah dan hidup dijalanan.Di jalanan dia belajar banyak hal dan mendapatkan banyak hal dari mencuri,menjadi copet bahkan di pernah menusuk seseorang tapi itu semua dilakukanya untuk bertahan hidup.Dia mengatakan bahwa hidup dijalanan harus nekat kalau tidak dia yang mati kita yang mati.Setelah mendengar banyak ceritanya untuk hari selanjutnya aku dan teman-teman diajak untuk berpetualang merasakan lansung turun untuk melihat kenyataan hidup dan kerasnya dunia.
Hidup dengan banyak orang dan bermacam-macam karakter dalam satu tempat bukanlah hal yang mudah apalagi datang dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda dan masuk ke dalam Sanggar dengan masalah yang berbeda-beda juga.Di depanku sebagai tamu yang berkunjung memang mereka kelihatan sopan-sopan saja dalam artian bagi mereka yang peduli dengan kedatanganku akan dengan mudah untuk sekedar menyapa aku dan bagi mereka yang memang cuek akan cuek dengan kedatanganku seakan mereka mempunyai dunianya sendiri.Saat pagi aku sempat mengobrol dengan seorang remaja seusiaku,dengan sopan ia memanggil aku dengan panggilan Kak yang menunjukkan bahwa ia peduli dengan orang disekitarnya.Banyak hal yang aku obrolkan bersama dengan dia dari kenapa dia masuk sanggar sampai perjuanganya hidup sebagai pengamen yang setiap hari di harus berantem dengan pengamen lain.Satu hal yang menarik bagi aku,dia bercerita tentang pengalamanya hidup dengan berbagai macam karakter di Sanggar,Dia mengatakan bahwa hidup di sanggat itu makan hati terus kerjaanya karena dengan teman kadang bisa jadi teman lalu kadang-kadang jadi musuh dalam waktu yang cepat.Dia bercerita bagaimana lemari penyimpanannya selalu dibobol oleh teman-temanya padahal sudah digembok dan itu sudah terjadi berulang kali,bagaimana setelah dia pulang mengamen teman-temanya selalu meminta uang kepada dirinya untuk membeli rokok.Di lain kasus aku melihat bagaimana anak yang lebih tua mengganggu anak yang lebih kecil dengan hal sudah kelewatan dan aku menyaksikanya itu sendiri bahkan yang lebih tua akan marah bila ada teman seusianya yang memperingatkan. Suatu hal yang menarik bagi aku ternyata setiap anak di sanggar mempunyai masalahnya sendiri-sendiri dengan teman-temanya lalu bagaimana mereka menghadapi itu,bahkan dari mereka kadang harus menyelesaikanya dengan cara kontak fisik yaitu berantem bahkan sempat ada yang memakai senjata tajam.Sebuah hidup yang memang keras bagi anak-anak yang semestinya belum merasakan itu semua. Ternyata banyak orang yang tidak suka kalau seorang anak jalanan hidup layak khususnya dari anak jalanan yang berpendapat bahwa hidup layak hanya menyusahkan saja.Beberapa anak jalanan dari luar kadang kala mengganggu anak jalanan yang berada di dalam.
Ternyata masih ada orang yang mau peduli dengan hidup anak-anak yang berada di sanggar.Banyak dari mereka yang memberi bantuan secara rutin kepada sanggar.bantuan yang mereka berikan kepada anak-anak berbagai macam ada yang memberikan bantuan berupa dana dalam bentuk barang seperti buku-buku atau perlengkapan balajar lainya.Ada juga yang membantu dalam tenaga seperti tenaga dalam mengajar beberapa macam pelajaran demi mengembangkan pendidikan anak-anak.Pendidikan memang menjadi hal yang penting dalam mencapai sebuah hal karena dengan pendidikan kita bisa melakukan banyak hal.
Musik menjadi pemersatu mereka.Di sanggar anak-anak yang sudah mulai dewasa memegang alat,walau alat-alat yang dimainkan sederhana tapi itu menjadi simbol pemersatu mereka.Dengan musik mereka seringkali mengisi acara untuk memperkenalkan sanggar.
Terjun ke dalam suasana ,Cerita dan Pengalaman
Terjun ke dalam suasana dan cerita itulah yang aku lakukan untuk mengetahui lebih dalam kehidupan mereka yang memang aku cari.
Mengajar merupakan salah satu kegiatan yang aku lakukan disana,karena kebetulan jurusanku di SMA ilmu Sosial maka aku di sanggar mengajar mata pelajaran geografi.Aku ditugaskan untuk mengajar anak-anak SMP,karena merasa aku mampu aku melaksanakanya.Saat aku masuk kesebuah ruangan baca yang dijadikan kelas ternyata mereka semua bukanlah asli anak-anak SMP tapi mereka anak-anak yang seumuran denganku bahkan ada yang lebih tua.Mereka semua bercerita bahwa mereka putus sekolah sejak kecil sehingga saat di sanggar baru kembali mendapat pendidikan.Saat aku mengajar aku sempat ragu tapi aku beranggapan bahwa aku bisa,sunguh suasana belajar yang sebenarnya bukan seperti mengajar SMP karena sebagian mereka masih buta akan pelajaran yang aku ajarkan.aku tahu mereka sangat antusias dengan pelajaran,itu bisa dilihat dari bagaimana mereka bertanya akan hal-hal yang sebenarnya sangat umum dan bahkan bukan waktunya lagi mereka menanyakan hal itu.Situasi belajar memang dikondisikan santai agar mereka tidak bosan untuk belajar dengan ada snack bahkan beberapandari mereka ada yang merokok saat pelajaran berlansung.Mengajar merupakan pengalaman menarik bagi diriku pribadi karena aku bisa membagi-bagikan penegetahuan yang aku miliki dan pengetahuan itu banyak berguna bagi mereka itu membuat aku merasa bisa berarti dan membantu mereka dalam beberapa hal.Mungkin memang aku tidak bisa membantu mereka secara materi tapi mungkin dengan beberapa bakat yang aku miliki aku bisa membantu mereka.
Seperti yang pernah aku katakan di atas bawah banyak sekali panti sosial atau penampungan anak-anak jalanan di Jakarta ini tapi berapa banyak anak jalanan yang masih hidup di jalanan berarti ada yang salah dari panti sosial.Dari cerita salah satu anak jalanan bisa diungkapkan bahwa panti sosial atau panti anak jalanan tidak seperti yang orang biasa bayangkan yang isinya mengurus anak jalanan dengan layak.Dari cerita yang saya dengar bahwa kebanyakan panti sosial memperlakukan anak jalanan tidak dengan layak mereka hanya menampung saja dan tidak secara serius mengurusi anak-anak jalanan.Suatu contoh yang saya dapat seperti ini misalnya,dalam tiga bulan berarti wanita mendapat menstruasi sebanyak tiga kali dan di dalam penampungan anak jalanan itu tidak diberikan pembalut sama sekali sehingga banyak darah yang berceceran di lantai.contoh diatas hanya merupakan salah satu contoh yang terdapat dari sekian banyak hal yang terjadi terkait dengan pelayanan yang tidak sesuai.Jadi bagaimana anak jalanan banyak yang tidak kabur dari penampungan sosial bila tidak pelayanan yang layak.Sebenarnya hal ini sudah disampaikan kepada pihak pemerintah atau lembaga sosial tapi seakan mereka semua tutup mata dan telinga akan ketidakadilan sosial yang terjadi.Sungguh sebenarnya ini sudah melanggar HAM karena memberlakukan manusia dengan tidak layak dan harus segera ditindak lanjuti kalau tidak semakin banyak anak jalanan yang terlantar dan tidak mempunyai masa depan yang baik.
Peraturan itulah yang selalu mereka keluhkan.Hidup di jalanan memang tidak mempunyai aturan yang membatasi mereka,walupun di jalanan ada tata etika antar anak jalanan tapi mereka bisa saja melanggar bila mereka tidak suka.Hidup di sebuah sanggar tidak seperti di jalanan,hidup di sanggar mempunyai sebuah aturan yang pasti dan tidak dapat dilanggar bila dilanggar berarti mereka harus keluar dari sanggar atau tempat penampungan sosial.Peraturan memang biasanya menjadi sebuah masalah karena memang seseorang yang tidak biasa dengan aturan pasti akan merasa sulit untuk menyesuaikan dan butuh waktu yang lama untuk bisa menyesuaikan.Hal ini pun pernah saya rasakan karena saya tinggal di asrama dan mempunyai peraturan-peraturan yang ketat.Saya butuh waktu yang lumayan lama untuk menyesuaikan dan menyukai peraturan dan menganggap peraturan itu bukan sebuah beban tapi sebuah kesetiaan.
Sekejam-kejamnya orang tua pasti tidak akan rela bila darah dagingnya sendiri menderita,tapi bagaimana bila ada orang tua yang sampai tega untuk menyiksa anaknya dan menyuruh anaknya bekerja mencari uang karena tidak betah sampai-sampai si anak tidak betah dan kabur dari rumah dan menjalani hidup selanjutnya di jalan.Kekerasan dari Orang Tua membuat kebanyakan anak memilih untuk pergi dari rumah.Dari yang bisa saya lihat kekerasan dari orang tua terjadi akibat pendidikan yang rendah dan ekonomi yang rendah juga.Banyak dari Orang Tua tidak mengerti kekerasan yang dilakukan pada anak dibawah umur bisa menimbulkan suatu luka batin yang mendalam pada anak dan membuat anak trauma sehingga berusaha kabur dan mungkin hidupnya semakin keras dengan cara tidak mudah bersosialisasi.Kebanyakan anak jalanan bisa kita lihat bahwa emosionalnya tinggi itu disebabkan karena kekerasan yang diberikan Orang Tua dan kehidupan jalanan yang memaksa mereka harus bertindak keras.
Mimpi-mimpi dalam hidup adalah yang mereka miliki saat ini,bermimpi memang tidak ada salahnya karena dengan mimpi hidup menjadi bersemangat dan perjuangan untuk mendapatkan mimpi itu menjadi lebih berarti.Anak-anak jalanan yang aku temui mempunyai banyak mimpi yang indah.Mereka banyak cerita kapada aku tentang mimpi-mimpi mereka,sebagai orang yang lebih dewasa aku senang mendengar mimpi-mimpi mereka.Sebagaian dari mereka ada yang ingin menjadi dokter dan ada juga yang ingin menjadi pengusaha tapi yang membuat aku terhanyut adalah ada dari mereka yang mimpinya atau cita-citanya ingin menjadi orang baik,dia bilang kalau orang baik di Jakarta semakin jarang saja dan menjadi orang baik itu lebih susah daripada menjadi seorang dokter.Mimpi mereka banyak sekali selain cita-cita mereka ada yang ingin membangun rumah dengan tembok dan kamar yang luas maklum sebagian dari mereka tidak mempunyai rumah atau rumah yang tidak layak dihuni manusia.Aku mendengarkan dengan setia sambil berkata di dalam hati sungguh mulia cita-cita mereka.Saat mereka mengakhiri cerita mereka aku sangat sedih sekali karena mereka berkata bahwa orang miskin dan anak jalanan seperti mereka hanya bisa bermimpi saja,karena untuk mewujudkan semua itu perlu uang yang banyak dan anak jalanan seperti mereka apa yang bisa mereka lakukan.
Sekali lagi aku katakan bahwa hidup sebagai anak jalanan tidaklah mudah dan itu aku rasakan sendiri dengan terjun sebagai pengamen dan pemulung.Uang lima ratus rupiah merupakan hal yang sangat berarti bagi mereka anak jalanan.Aku memulai perjalanan mengamen di lampu merah kalimalang,pada awalnya aku sedikit ragu apakah aku bisa,tapi dengan mental nekat akupun mulai menyayikan lagu dari mobil ke mobil,uang yang aku dapatkan lumayan,masing-masing setiap mobil memberikan uang Rp 500 sampai Rp 1000.Satu hal yang aku sadari masih kurang adalah aku masih belum bisa melepaskan statusku sebagai seorang pelajar,aku masih ragu-ragu untuk tampil sebagai pengamen.Setelah selesai di lampu merah aku mencoba untuk mengamen di bis menuju Tanjung Priok,satu hal yang aku tekankan aku harus benar-benar melepas semuanya,aku harus bisa menjadi seorang pengamen dari dalam.diri.Mencoba untuk mendalami peran sebagai pengamen merupakan hal yang tidak mudah rasa malu pasti kadang kala datang menghampiri.Aku mengamen sampai sore hari kira pendapatan yang aku dapatkan Rp 20000 tapi sebagian harus aku berikan kepada seorang pengamen kecil karena dia menangis karena setoranya kurang.Menjadi pemulung aku sudah mengira tidak semudah waktu menjadi pengamen.Aku mulai memulung botol-botol bekas dari mulai siang hari sampai sore hari.Benar yang aku takutkan datang hujan saat aku sedang memulung,Tpi karena harus memenuhi target dalam hujan aku terus berjalan.Dari pengalaman menjadi pemulung aku bisa tahu bagaimana ditolak orang,harus bersaing dengan pemulung lain sampai beratnya membawa gerobak semua itu aku rasakan dalam dinginya udara.Waktu sudah sore aku kembali ke tempat penghitungan ternyata dari semua botol yang aku dapat hanya ada 4 kg dan aku hanya mendapat uang Rp 6000 saja.Sungguh sangat melelahkan bekerja setengah hari hanya mendapatkan uang Rp 6000.
Saat aku melewati daerah Tanah Merah aku mengatakan sekali lagi dalam hatiku bahwa banyak orang yang masih hidup susah di Kota Jakarta ini dan aku merupakan orang yang masih beruntung.Bagaimana aku melihat keadaan di Tanah merah sebuah kampung yang berupa rawa yang selalu tergenang air dan akan selalu banjir saat hujan datang,Tanah Merah dikelilingi oleh tangki-tangki minyak plumpang yang bisa membakar semua kampung bila meledak.Sempat beberapa kali aku mengobrol dengan para penduduk Tanah Merah.Ada seorang Bapak yang mengatakan bahwa “Hidup di dunia ini sudah susah,banyak orang yang berpikir sampai ke planet dan orang Kaya bisanya Cuma membohongi orang miskin aja”.Dari banyak perbincangan dengan para warga kampung Tanah Merah aku mendapatkan banyak pelajaran baru,ternyata kadang kala mereka lebih maju dalam berpikir daripada orang-orang kaya hanya saja bila ingin bertindak mereka terhalang oleh banyak hal teknis.
Akhir Sebuah Perjalanan Singkat
Hidup di Jakarta sangatlah keras itulah apalagi bagi anak-anak kecil yang umurnya dibawah usiaku yang baru 17 tahun.Dalam Perjalananku aku melihat bagaimana mereka menangis karena sehabis digampar kerena kurang membayar setoran.mereka harus naik turun bis hanya untuk mendapatkan uang padahal bis melaju dengan cepat.Dari perbincangan dengan anak jalanan aku mendapatkan bahwa pekerjaan mereka sangatlah berbahaya dan aku kadang tidak pernah membayangkan kalau seusia mereka sudah bekerja seperti itu.Ada dari mereka yang pekerjaanya mencuri besi dari truck atau meniris minyak atau bensin dari tangki mobil pertamina yang sedang berjalan.Sungguh nasib mereka ditentukan di jalanan.
Setiap perjalanan pasti harus selesai yang perjalanan Live in yang aku jalani telah selesai.Banyak pelajaran baru yang aku dapatkan dari perjalanan Live in ini yang semuanya telah aku Ceritakan di atas.Bagaimana aku memahami banyak orang yang tidak beruntung dari aku,bagaimana anak-anak kecil harus bekerja mempertaruhkan nyawanya dan bagaimana susahnya menjadi pengamen dan pemulung.Aku merasakan itu semua dalam kejadian nyata,Mungkin banyak orang tidak tahu kalau ternyata untuk bertahan hidup memanglah tidak mudah.Perjalanan Live in memang sudah selesai tapi semangatku untuk kembali dan mengenal mereka lebih jauh belumlah selesai mungkin di lain waktu aku bisa kembali mengenal mereka.Ini merupakan semangat baru bagiku dalam menjalani perjalanan hidup,aku menjadi mengenal semangat itu bisa di dapatkan dengan niat yang kuat.Sebuah perjalanan yang menarik semoga aku bisa menjalani ini lagi dan bisa mengajak banyak orang semakin menyadari kehadiran orang-orang bawah.

Slide Photo