24 Mei 2009

Sebuah Persimpangan



Tiga tahun telah tiba,Aku memang menyebut ini sebuah persimpangan,persimpangan di jalur panggilan.Tidak terasa waktu itu akan segera tiba,seakan waktu tiga tahun tidak cukup untuk menentukan nanti kedepanya.Seolah baru kemarin saja aku masuk ke seminari menengah Wacana Bhakti.Sebentar lagi aku akan memasuki tingkat 4 dimana 6 bulan lagi tepatnya pada bulan desember aku harus mengikuti retret eleksi dimana sebuah keputusan dinyatakan dengan kata-kata.Sebuah keputusan memang memanglah dikatakan saat retret eleksi bukanya diputuskan saat retret eleksi.Bagiku pribadi sebuah keputusan timbul karena adanya proses yang berlansung selama aku menjalani Formatio di seminari,Kadang aku merasa waktu di seminari tidak cukup bagiku untuk memutuskan semua ini.Aku mengerti betapa sulitnya sebuah pemutusan jalan panggilan karena aku mengalami apa yang dinamakan seleksi alam.Aku memang menyebut seleksi alam karena siapa yang tidak dapat bertahan akan binasa.pada awalnya jumlah angkatanku berjumlah 14 orang dan seiring perjalanan tiga tahun ini sekarang angkataku di seminari tinggal 8 orang.masih teringat jelas di ingatanku bagaimana pada hari pertama aku masuk ,saat mengahadapi MOS aku merasa benar-benar untuk memutuskan masa depanku.Sebenarnya menjadi beban untukku saat aku berbicara bahwa aku adalah seorang calon Imam karena bagiku semua masih tidak jelas.Dalam panggilanku aku pernah mengalami yang namanya Desolasi(Penurunan Panggilan/kekeringan panggilan) dan juga Konsolasi (Peningkatan Panggilan).Selama tiga tahun menjalani panggilan aku mengalami itu,sebuah rasa yang sebenarnya tidak bisa ditutupi.Orang lain mungkin akan menjadi pengaruh dalam aku mengambil keputusan tapi aku sadar kalau yang menjalani semuanya adalah aku secara pribadi bukanya orang lain.Perasaan berat memang aku alami saat ini,sebuah perasaan yang semakin bertambah seiring berjalanya waktu.Sebenarnya aku paling benci dengan seseorang yang mempunyai kaca mata sendiri tentang para calon Imam,mereka menanggap semua harus sempurna.Banyak orang bertanya alasan aku memasuki seminari,aku kadang aku malas menjawab pertanyaan seperti itu karena bagiku saat sudah menjalani proses bukan alasanya yang penting tapi bagiamana seseorang itu bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan.Memilih persimpangan memanglah tidak mudah karena di persimpangan itu jalan untuk selanjutnya akan ditentukan.Tapi satu hal aku tidak terlalu takut akan sebuah persimpangan karena ini bukan persimpangan pertama ku ,telah banyak persimpangan yang telah aku dapati karena banyak hal.Dengan persimpangan membuat aku bisa memilih dengan bijak,persimpangan membuat aku semakin dewasa.Persimpanagn adalah tempat kita harus mempertanggung jawabkan sesuatu karena pada dasarnya persimpangan itu adalah tempat pendewasaan diri.Semua pilihan adalah baik adanya tergantung bagaimana kita melakukan dan bertanggung jawab atas pilihan itu.Persimpangan setiap orang berbeda-besda dan juga berbeda-beda bagaimana mereka menjalaninya.Pada akhirnya aku harus memutuskan itu semua dan saat aku memutuskan itu adalah keputusan terbaik pilihanku yang akan aku jalani dan pertanggungjawabkan.

Seminari,20 mei 2009.

Slide Photo