02 Desember 2009

CASANOVA


Casanova, Tidak seperti yang Anda Bayangkan dan Pikirkan

Verba volant, scripta manent—yang terucap bakal lenyap, yang tertulis akan abadi. Itu pula yang terjadi dengan Giacomo Casanova (1725–1798).

Amat masyhur sebagai penakluk wanita nomor wahid, kini namanya selalu dikaitkan orang dengan seni merayu. Bahkan, Casanova disebut-sebut sebagai “pecinta terhebat sedunia”. Namun, jika saja ia tak pernah menghabiskan beberapa tahun masa akhir hidupnya sebagai pustakawan di puri milik Count Waldstein di Bohemia (tempat dia memaknai sisa umurnya dengan menuliskan kisah hidupnya), mungkin kini dia sudah dilupakan orang dan lenyap ditelan arus zaman.

Para peneliti Casanova kelak menghitung bahwa di dalam memoarnya itu terdapat 116 kisah asmara yang berlangsung dalam rentang waktu 32 tahun atau kira-kira ada 4 episode kisah cinta dalam setahun. Namun, selain berisi petualangan cintanya yang penuh warna, Histoire de ma vie—memoar setebal 3.600 halaman yang ditulis tangan oleh Casanova dalam bahasa Prancis—dianggap sebagai sumber paling autentik mengenai adat istiadat dan norma-norma kehidupan sosial Eropa pada abad kedelapan belas.

Casanova hidup pada zaman ketika Eropa tengah didera arus perubahan menuju kehidupan sosial politik yang lebih bebas dan demokratis, ditandai dengan bergulirnya Revolusi Prancis pada 1789–1799. Sementara, di negeri kita pada abad kedelapan belas VOC (Vereenigde Oostindische Com¬pagnie atau Perusahaan Dagang Hindia Belanda alias Kompeni) perlahan-lahan berhasil menguasai nyaris seluruh Nusantara hingga kemudian korupsi, intrik, dan salah urus membangkrutkan mereka pada akhir abad tersebut.

Casanova yang sangat ingin menjadi intelektual terkemuka, tapi lebih dikenal sebagai penggoda wanita, memiliki “bakat alamiah” yang akan bikin iri siapa pun: kemalangan nyaris tak pernah singgah padanya. Dia selalu mampu meloloskan diri dari nasib buruk apa pun, termasuk sukses melarikan diri dari salah satu penjara paling angker di Eropa pada zamannya, penjara The Leads di Venesia.

Selain mengandung pelajaran berguna dalam menaklukkan perempuan, memoarnya menghadirkan serangkaian cerita sangat memikat tentang nasib baik yang kerap mengubah jalan hidupnya. Bagi Casanova, setiap kali ia terjatuh ke dalam kesulitan, bintang keberuntungannya akan menariknya dari kesulitan itu. Setelah sesuatu menjadi buruk baginya, seperti selalu ada tangan tak kelihatan yang menolongnya, dan ia pun tergiring untuk percaya bahwa kemampuan dasarnyalah yang membuatnya selamat dari bahaya dengan selalu mendapat kesempatan baru. Entah bagaimana, ia akan bertemu dengan seseorang yang berkuasa yang menawarkan kerja sama bisnis dengannya, seorang penyandang dana baru yang belum pernah ia khianati dalam perjumpaan mereka sebelumnya, atau seseorang yang cukup dermawan dan memiliki ingatan cukup lemah untuk melupakan pengkhianatan dan kesalahan-kesalahannya di masa lampau.

Di antara semua petualang menggairahkan yang pernah ada di planet kita, banyak yang kadang-kadang jatuh terpuruk, tapi hanya sedikit sekali yang sungguh mampu melepaskan diri dari kemalangan berulang-ulang. Salah satu di antaranya adalah Casanova, sang petualang yang amat berani mengambil risiko dan mahir menggunakan peluang sekecil apa pun. Dan oleh karenanya, dia sungguh punya pengalaman yang cukup panjang dan sangat menarik untuk dituliskan dalam sebuah buku.

Dalam buku terjemahan berjudul Pengakuan Casanova: Kisah Nyata Sang Petualang Cinta ini dimuat lima bagian yang dicuplik dari Histoire de ma vie. Bab pertama, “Kebebasan Manusia”, berisi renungan filosofis Casanova dan semacam penjelasan akan cara hidup yang dipilihnya sehingga mengantarnya sebagai petualang legendaris yang terus menyulut kontroversi hingga zaman kini. Sementara, empat bab berikutnya mengungkap sebagian kecil petualangan cinta Casanova di berbagai kota Eropa (Parma, Wina, Venesia, Marseille) antara 1748 dan 1763.

Buku ini kami terbitkan agar khalayak pembaca di tanah air dapat membaca riwayat salah satu tokoh paling kontroversial sepanjang sejarah ini serta berdialog dengan gagasan-gagasannya tanpa perlu tersekat oleh kendala bahasa. Terlepas dari segala kontroversi yang melingkupi sosoknya, susah dimungkiri bahwa Casanova punya sumbangan besar terhadap kebudayaan dan berpengaruh hingga beberapa generasi setelahnya (baca bagian “Casanova, Sang Petualang Cinta: Sekadar Catatan” di akhir buku ini).

Diperlukan kearifan para pembaca untuk mau membuka diri dan bersikap dewasa dalam menyikapi memoar ini agar tidak serta merta memvonisnya sebagai pembelaan seorang pendosa. Jauh dari itu, buku ini adalah sebuah kitab terbuka bagi siapa pun yang mau menelaah jejak langkah seorang anak manusia dengan segala kelemahan dan kelebihannya untuk kemudian mengambil hikmah darinya.

Tidak ada komentar:

Slide Photo